° 𝐁𝑨𝐑𝐀 —— *°•○ @shaIIot

ㅤ > lengan @patahgolek dia lepaskan begitu keduanya sudah memasuki arena gamestation yang nampak dipenuhi banyak orang dari berbagai kalangan. "Aku cari minum dulu, kamu urus kartu buat game sama photoboothnya, bisa?" ㅤ

ㅤ > "Dikit lagi nyampe, Tanggung deh." Sambil berdeham singkat, Bara mengambil keputusan sambil tetap melangkah. Benar saja, tak makan waktu lama bagi mereka untuk sampai pada tempat tujuan mereka. "Huft, lumayan juga ternyata." Peluk pada > ㅤ

ㅤ "Kamu ada air minum gak?" ; @patahgolek. ㅤ

ㅤ > melingkarkan lengannya pada lengan Bayu sebelum akhirnya mereka berdua kembali melangkah kearah tempat tujuan. Mungkin langkah keduanya jadi sedikit berat, dengan Bayu yang Bara jadikan penopang sebagian berat badannya. > ㅤ

ㅤ > beristirahat malah akan mengikis waktu Bayu untuk bersenang-senang. "Jalan aja, tapi pegangin aku." Tangan yang terulur lantas disambut dan dijadikan pegangan untuk memperkuat langkahnya. Dengan jarak yang kembali terkikis, Bara > ㅤ

ㅤ > tingginya disaat yang lebih rendah tengah menahan nyeri karena terlalu lama mengenakan sepatu hak tinggi hari ini. "Pelan-pelan jalannya, Ay. Kaki kamu panjang banget." ; @patahgolek. ㅤ

ㅤ > gawai setelah memastikan tujuan mereka sore hari ini. "Dan stop bilang gemes, mentang-mentang tinggi ya kamu. Cih. " Yang lebih pendek lantas mendengus dan menepis tangan milik yang lebih tinggi. Sempat-sempatnya dia mengomentari > ㅤ

ㅤ > kamu? Aku bukan kesel ke kamu, kok." Ada hembus napas sebagai penanda tidak suka di ujung kalimatnya. Diikuti dengan pipi yang sedikit menggembung dan jalinan jemari yang sedikit mengerat. ; @patahgolek. ㅤ

ㅤ > dengan pipi yang sedikit tersipu. Apa-apaan itu tadi? "Jelek." Atau dalam kamus besar bahasa Bangkang Bara Bahang; Aku kesel sama Winda tadi, padahal aku tau lebih banyak soal kamu dibanding dia. "Kapan aku gak seneng kalau sama > ㅤ

ㅤ> netra yang lain, milik @patahgolek. ㅤ

ㅤ > diberikan oleh hawa berambut merah muda. DItujukan sebagai distraksi dari rasa kesalnya. Kalau tadi netranya tidak luput dari apa yang ada di hadapannya, kali ini kepalanya sedikit mendongak dan menoleh. Netranya mencari-cari sepasang > ㅤ

ㅤ > Artanegara. Jadi buat apa dia merasa cemburu akan bagaimana Winda senang sekali bercerita tentang apa yang dia lakukan bersama kekasihnya (dan juga kelompoknya) selama tiga hari kebelakang? "Kita jadi mau photobox?" Pertanyaan lain > ㅤ

ㅤ > menutup jarak di antara keduanya. "Kesel dikit." Jawaban yang diberikan Bangkang Bara Bahang abu-abu, karena kalau boleh jujur, dia sadar betul kalau penyebab dari rasa kesalnya sedikit tidak berdasar. Dan dia percaya penuh akan Bayu > ㅤ

ㅤ > untuk sedikit mendongak guna mempertemukan netranya dengan milik Bayu. "Yuk?" Tanya itu dilempar langsung untuk @patahgolek seorang. Memutus Winda dari percakapan mereka tanpa memberinya kesempatan untuk menjawab sindirannya tadi. ㅤ

ㅤ > memberikan reaksi yang berarti karena enggan meladeni Winda lebih jauh. "Kamu gak pulang? Saya sebenernya udah capek, 'sih. Mau langsung pulang sama Bayu." Bara angkat suara sambil membenahi posisi tasnya. Hendak bangkit tapi beralih > ㅤ

ㅤ > lebih muda. Setengah bersandar walau tidak terlalu menunjukkan intimasinya di hadapan oknum ketiga yang masih asik berbicara. "Ah, Bayu! Ini dia yang ditungguin Mbak Bara daritadi." Winda menimpal sambil tertawa, sementara Bara tidak > ㅤ

ㅤ > berpartisipasi lebih lanjut dengannya. "Hei." Bara akhirnya angkat suara. Bukan kepada Winda, tapi kepada Bayu yang akhirnya tiba dan langsung memposisikan diri di dekatnya. Yang lebih tua lantas ikut menyamankan diri di dekat yang > ㅤ

ㅤ dan juga potensi yang dimiliki oleh @patahgolek. Dan Bara menanggapinya dengan baik. Paling tidak, lebih baik daripada harus menunggu sendiri. ㅤ

ㅤ > keduanya tidak berada dalam satu divisi dan tidak banyak bertukar sapa kecuali tengah berpapasan seperti saat ini. Winda, si lawan bicara, mengambil posisi duduk di sebrang Bara dan lantas berlanjut menceritakan tentang perkembangan > ㅤ

ㅤ > mengajaknya bicara adalah penanggungjawab untuk divisi Bayu. "Belum. Saya nunggu Bayu dulu." "Wah, kalian sepertinya dekat sekali, ya?" Jujur, Bara tidak begitu mengingat lawan bicaranya. Bukan karena tidak suka, tapi karena memang > ㅤ